Social Icons

Pages

Selasa, 09 Desember 2014

Kamu, tempat aku pulang...


Jalan adalah mahaguru dari segala memori.

Perlahan tapi pasti, ia menggiring umat menuju altar penuh kesakitan, penyesalan, namun tak ada yang bisa dilakukan, pun sekedar menenggok kebelakang meski ada ingin berbalik arah.

Tak ada seorang pun yang ingin menyakiti, atau pun disakiti. Dianggap menelikung atau sebagainya...

Aku ingin pulang, kembali ke masa-masa menyenangkan, berdua saja, berjalan jauh tanpa tujuan.

Nanti...
Saat bahagiaku tak ada lagi yang menghalangi...

"This highway was grey with memories, white lines blurred my eyes like smoke
Gravel and pit and wrath and tears, I didn't care if I drove through rock, but someway you just hopped in...


And clouds fade and sun dive in...

I see now the road ahead of me, lead me to the place I want to be...
Put this right, I'll never want to, Go to places without you

Rest of my life, this much is true, You're the place I'll come home to...

I see now the road ahead of me, lead me to the place I want to be
Rest of my life, this much is true..

You're the place I'll come home to...


Kamu adalah rumah, tempat nantinya aku pasti kembali....

Senin, 10 November 2014

Indosat Assistant (PowerPoint)

Artikel ini berisi tentang Indosat Assistant, sebuah layanan aplikasi start-up yang dideveloperi oleh PT. Indosat Tbk.








Apabila ada revisi silahkan diedit sesuai kebutuhan dan keperluan.
link download indosat assistant powerpoint
-> https://www.dropbox.com/s/1o1es1fuxfui1p4/instant.ppt?dl=0

jika ada kerusakan link, mohon report-nya,

regards.

Senin, 29 September 2014

TETAPLAH BANGGA MENJADI HIJAU, SAUDARAKU

Ingatanku kembali saat menginjakan kaki di Stadion Tridadi, Sleman. Tempat yang mengajariku cinta pada sepakbola lokal.

Samar ingatanku hari ketika aku masih kecil, yang ku tahu lawan PSS Sleman kala itu adalah Persik Kediri, klub raksasa pada masanya.

Kita pernah memiliki legenda besar, seorang striker tajam, Marcelo Braga
Kita pernah juga memiliki palang pintu tangguh, Anderson Da Silva
Jangan lupa pula kreasi ajaib Deca Dos Santos dilini tengah.

Sejujurnya merekalah pemain yang membuatku ketagihan berangkat ke Tridadi menumpang pick up orang, asalkan penumpangnya juga memakai atribut berwarna hijau.

Makin hari di masa jayanya, kalian lah pilar satu satunya PSS Sleman yang loyal, tanpa batasan. Kalian tetap setia berteriak lantang bernyanyi ketika terik panas, pun hujan deras. Timpukan batu, hingga gas air mata bukan hal yang mampu mengalahkan kalian.

Kini, meski kalian adalah minoritas, rasa salutku tak surut.
Didera keterbatasan, jumlah massa, tekanan dari publik sendiri yang tak jarang mencibir kalian, kalian tetap sekumpulan orang hebat yang berjiwa kuat.

Saudaraku, tanpa kalian tak akan ada Sleman Fans, tanpa kalian Brigata Curva Sud tak akan sebesar sekarang, tanpa kalian PSS hanyalah 11 orang yang ‘hilang’ ditengah lapangan.
Kalianlah penghadir warna tersendiri bagi publik Sleman.
Kalian adalah cikal dari semua bakal anak anak yang akan mencintai PSS Sleman.




Tetaplah bernyanyi.
Tetaplah berkarya...jiwa-jiwa tak terkalahkan.

Kamis, 28 Agustus 2014

Pembagian Grup dan Jadwal Lengkap Babak 16 Besar Divisi Utama 2014





Pembagian Grup Babak 16 Besar Divisi Utama

Grup J
1. Pro Duta FC (Juara Grup 1)
2. PSCS Cilacap (Juara Grup 3)
3. Persikabo Bogor (Runners up Grup 2)
4. PSIS Semarang (Runners up Grup 4)

Grup K
1. PS Bangka (Juara Grup 2)
2. Persis Solo (Juara Grup 4)
3. PSPS Pekanbaru (Runners up Grup 1)
4. PSGC Ciamis (Runners up Grup 3)

Grup L
1. PSS Sleman (Juara Grup 5)
2. Persewangi Banyuwangi (Juara Grup 7)
3. Martapura FC  (Runners up Grup 6)
4. Persewon Wondama  (Runners up Grup 8)

Grup M
1. Borneo FC  (Juara Grup 6)
2. Persiwa Wamena  (Juara Grup 8)
3. Persinga Ngawi (Runners up Grup 5)
4. Persebo Bondowoso  (Runners up Grup 7)
------------------------------------------------------------------------------------------

JAKARTA - Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2014 telah menyelesaikan fase penyisihan grup. 16 tim yang lolos dari babak penyisihan, akan tampil di babak 16 besar, dengan menggunakan sistem home and away.

Tim yang berhak melaju ke babak 16 besar ini adalah dua tim teratas di klasemen akhir masing-masing grup. 16 klub tersebut akan terbagi ke dalam 4 grup. Sebaliknya, peringkat ke-7 dan 8 di masing-masing grup terdegradasi ke kompetisi amatir PSSI.

Khusus untuk grup 8, saat ini klasemen masih bersifat sementara. Pasalnya, masih ada beberapa pertandingan yang tidak terlaksana. LIGA masih menunggu Keputusan Komdis PSSI terkait kasus yang masih dalam proses persidangan.

Pembagian grup dan jadwal di babak 16 besar sendiri adalah sebagai berikut:

Grup J: Pro Duta, Persikabo, PSCS, PSIS
2 September
Pro Duta vs PSCS, Persikabo vs PSIS

6 September
PSCS vs Persikabo, PSIS vs Pro Duta

10 September
Persikabo vs Pro Duta, PSIS vs PSCS

16 September
Pro Duta vs Persikabo, PSCS vs PSIS

20 September
Persikabo vs PSCS, Pro Duta vs PSIS

24 September
PSCS vs Pro Duta, PSIS vs Persikabo

Grup K : PSPS, PS Bangka, PSGC, Persis
2 September
PSPS vs PSGC, PS Bangka vs Persis

6 September
PSGC vs PS Bangka, Persis vs PSPS

10 September
PS Bangka vs PSPS, Persis vs PSGC

16 September
PSPS vs PS Bangka, PSGC vs Persis

20 September
PS Bangka vs PSGC, PSPS vs Persis

24 September
PSGC vs PSPS, Persis vs PS Bangka

Grup L : PSS, Martapura FC, Persewangi, runner-up grup 8
2 September
PSS vs Persewangi, Martapura FC vs RU8

6 September
Persewangi vs Martapura FC, Ru8 vs PSS

10 September
Martapura FC vs PSS, Ru8 vs Persewangi

16 September
PSS vs Martapura FC, Persewangi vs RU8

20 September
Martapura FC vs Persewangi, PSS vs RU8

24 September
Persewangi vs PSS, Ru8 vs Martapura FC

Grup M : Persinga, Borneo FC, Persebo, Persiwa

2 September
Persinga vs Persebo, Borneo FC vs Persiwa

6 September
Persebo vs Borneo FC, Persiwa vs Persinga

10 September
Borneo FC vs Persinga, Persiwa vs Persebo

16 September
Persinga vs Borneo FC, Persebo vs Persiwa

20 September
Borneo FC vs Persebo, Persinga vs Persiwa

24 September
Persebo vs Persinga, Persiwa vs Borneo FC


sumur : forzasleman.blogspot.com

Rabu, 14 Mei 2014

375 Jam Di Satu Putaran Bulan

aku buruh tanpa karya
tak buta aksara namun separuh cacat jiwa

aku buruh tanpa karya
375 jam tiap bulan dipaksa tak merasa

sedikit waktuku untuk berbagi, Tuhan yang katanya berkuasa pun tak sempat ku jumpai

aku buruh tanpa karya
tak usah aku bicara ndakik-ndakik, sebab makan enak dari hasil daki ku pun aku tak bisa

masihkah perlu ku buat perumpama ? sebab aku jelas tak merdeka.


-Prambanan, 15 Mei 2014

Rabu, 16 April 2014

Sekilas Info Divisi Utama 2014-2015



Berikut merupakan Peserta DU Liga Indonesia Musim 2014:

a. Klub netral DU tahun sebelumnya:


1. PS Bangka
2. Persisko Bangko
3. PSAP Sigli
4. PSMS Medan
5. Persih Tembilahan
6. PSCS Cilacap
7. PSIS Semarang
8. Persiku Kudus
9. Persitema Temanggung
10. Persip Pekalongan
11. Persipur Purwodadi
12. Perseba Super Bangkalan
13. Perseta Tulungagung
14. Deltras Sidoarjo
15. PSBK Blitar
16. Persekam Metro FC Malang
17. PSBS Biak
18. Perseka Kaimana
19. PS Sumbawa Barat
20. Persbul Buol
21. Persigo Gorontalo
22. PSMP Mojokerto
23. Persis Solo
24. PSIM Jogja
25. Persewangi Banyuwangi
26. Madiun Putra FC
 

b. Tim Terdegradasi Dari ISL:

27. Persidafon Dafonsoro
28. Persiwa Wamena
29. PSPS Pekanbaru
 

c. Tim Yg Kalah Di Babak Playoff:

30. Persikabo Bogor


Tim Tambahan Dari IPL:

 
31. Perseman Manokwari
32. Pro Duta FC Medan
33. PSIR Rembang
34. Persepar Palangkaraya
35. PSLS Lhokseumawe
36. Bontang FC


Tim Tambahan Divisi Utama LPIS:

 
37. Lampung FC
38. Persipasi Bekasi
39. PSSB Bireun
40. Persika Karawang
41. PSBL Langsa
42. Persipon Pontianak
43. Persikab Kab. Bandung
44. PSS Sleman
45. Persekap Pasuruan
46. Persifa Fak-Fak
47. Persibangga Purbalingga
48. PSBI Blitar
49. Persires Cirebon FC
50. Persenga Nganjuk


Tim Promosi Dari Divisi 1 BLAI:


51. Martapura FC
52. Persida Sidoarjo
53. Villa 2000 Jakarta
54. PS Galuh Ciamis (PSGC)
55. Persinga Ngawi
56. Bintang Jaya Asahan
57. PS Kwarta Deli Serdang
58. Persigubin Gunung Bintang


Dan sebagai informasi, dari sekian tim diatas hanya akan disediakan 2 tiket promosi ke Superliga.

Jadwal PSS Sleman ( Divisi Utama 2014-2015 )




Putaran Pertama :

1. PSS Sleman vs Persenga Nganjuk | 15 April 2014 | Stadion Maguwoharjo, Sleman (H)

2. Madiun Putra vs PSS Sleman | 22 April 2014 | Stadion Wilis, Madiun (A)

3. Perseman vs PSS Sleman | 25 April 2014 | Stadion Sanggeng, Manokwari (A)

4. PSS Sleman vs PSIM Yogyakarta | 29 April 2014 | Stadion Maguwoharjo, Sleman (H)

5. Persinga Ngawi vs PSS Sleman | 10 Mei 2014 | Stadion Ketonggo, Ngawi (A)

6. PSS Sleman vs PSBK Blitar | 14 Mei 2014 | Stadion Maguwoharjo, Sleman (H)

7. PSS Sleman vs PSBI Blitar | 18 Mei 2014 | Stadion Maguwoharjo, Sleman (H)


*jadwal dan tempat pertandingan dapat berubah sewaktu-waktu

*source : forzasleman.blogspot.com

Putaran Pertama 

1.PSS Sleman vs Persenga Nganjuk 15 April 2014 Sta Maguwoharjo

2.Madiun Putra vs PSS Sleman 22 Apr 2014 Sta Wilis

3.Perseman vs PSS Sleman 25 Apr 2014 Sta Sanggeng

4.PSS Sleman vs PSIM 29 Apr 2014 Sta Maguwoharjo

5.Persinga Ngawi vs PSS Sleman 10 May 2014 Sta Ketonggo

6.PSS Sleman vs PSBK Blitar 14 May 2014 Sta Maguwoharjo

7.PSS Sleman vs PSBI Blitar 18 May 2014 Sta Maguwoharjo

- See more at: http://forzasleman.blogspot.com/2014/03/jadwal-pss-sleman-divsi-utama-2014.html#sthash.eKdt7Re4.dpuf
Putaran Pertama 

1.PSS Sleman vs Persenga Nganjuk 15 April 2014 Sta Maguwoharjo

2.Madiun Putra vs PSS Sleman 22 Apr 2014 Sta Wilis

3.Perseman vs PSS Sleman 25 Apr 2014 Sta Sanggeng

4.PSS Sleman vs PSIM 29 Apr 2014 Sta Maguwoharjo

5.Persinga Ngawi vs PSS Sleman 10 May 2014 Sta Ketonggo

6.PSS Sleman vs PSBK Blitar 14 May 2014 Sta Maguwoharjo

7.PSS Sleman vs PSBI Blitar 18 May 2014 Sta Maguwoharjo

- See more at: http://forzasleman.blogspot.com/2014/03/jadwal-pss-sleman-divsi-utama-2014.html#sthash.eKdt7Re4.dpuf
Putaran Pertama 

1.PSS Sleman vs Persenga Nganjuk 15 April 2014 Sta Maguwoharjo

2.Madiun Putra vs PSS Sleman 22 Apr 2014 Sta Wilis

3.Perseman vs PSS Sleman 25 Apr 2014 Sta Sanggeng

4.PSS Sleman vs PSIM 29 Apr 2014 Sta Maguwoharjo

5.Persinga Ngawi vs PSS Sleman 10 May 2014 Sta Ketonggo

6.PSS Sleman vs PSBK Blitar 14 May 2014 Sta Maguwoharjo

7.PSS Sleman vs PSBI Blitar 18 May 2014 Sta Maguwoharjo

- See more at: http://forzasleman.blogspot.com/2014/03/jadwal-pss-sleman-divsi-utama-2014.html#sthash.eKdt7Re4.dpuf
Putaran Pertama 

1.PSS Sleman vs Persenga Nganjuk 15 April 2014 Sta Maguwoharjo

2.Madiun Putra vs PSS Sleman 22 Apr 2014 Sta Wilis

3.Perseman vs PSS Sleman 25 Apr 2014 Sta Sanggeng

4.PSS Sleman vs PSIM 29 Apr 2014 Sta Maguwoharjo

5.Persinga Ngawi vs PSS Sleman 10 May 2014 Sta Ketonggo

6.PSS Sleman vs PSBK Blitar 14 May 2014 Sta Maguwoharjo

7.PSS Sleman vs PSBI Blitar 18 May 2014 Sta Maguwoharjo

- See more at: http://forzasleman.blogspot.com/2014/03/jadwal-pss-sleman-divsi-utama-2014.html#sthash.eKdt7Re4.dpuf
Putaran Pertama 

1.PSS Sleman vs Persenga Nganjuk 15 April 2014 Sta Maguwoharjo

2.Madiun Putra vs PSS Sleman 22 Apr 2014 Sta Wilis

3.Perseman vs PSS Sleman 25 Apr 2014 Sta Sanggeng

4.PSS Sleman vs PSIM 29 Apr 2014 Sta Maguwoharjo

5.Persinga Ngawi vs PSS Sleman 10 May 2014 Sta Ketonggo

6.PSS Sleman vs PSBK Blitar 14 May 2014 Sta Maguwoharjo

7.PSS Sleman vs PSBI Blitar 18 May 2014 Sta Maguwoharjo

- See more at: http://forzasleman.blogspot.com/2014/03/jadwal-pss-sleman-divsi-utama-2014.html#sthash.eKdt7Re4.dpuf

Senin, 17 Maret 2014

Save Shinji Kagawa !


Jika saja Yudhistira tak menerima tawaran judi yang dilemparkan Durna, jika Hitler tak menggebrak dunia dengan faham fasisnya, dan jika Kagawa tak menerima pinangan Manchester United diawal musim 2012-2013. Mungkin segalanya akan berbeda.

Gambar

Siapa yang sangka pemain dari timur jauh mampu begitu mendominasi tim sebesar Borussia Dortmund, hingga mampu berkali-kali mempersulit raja di liga lokal Jerman Bayern Munchen ?

Menyelamatkan Karir Kagawa mungkin bukan judul yang terlalu mengada-ada.

Semenjak ia datang ke Old Trafford sudah sangat jelas performanya yang semakin terjun bebas. Kurangnya kepercayaan diri dan tekanan dari publik yang jauh berbeda dengan yang ia dapatkan di Jerman mungkin bisa menjadi satu alasan mutlak.

Di Bundesliga, kemampuan eksplosif dan keuletannya sudah tak perlu dipertanyakan, lihat saja berapa kali ia menjadi motor serangan bersama Reus dan Goetze dilini tengah Dortmund.

Dibekali tehnik dan daya jelajah luar biasa, serta kepercayaan dari Juergen Klopp musim itu adalah modal utama Kagawa yang tak ia dapatkan di United.

Dipaksa menjadi pelapis Rooney dibelakang van Persie, atau menjadi inverted winger dadakan ala Ashley Young, dan minimnya kepercayaan dari Sir Alex membuat Kagawa seperti kacrut diantara para pemain mahal yang belum tentu lebih baik dari dia.

Semusim sudah ia lewatkan bersama Setan Merah, dan hasilnya memang Manchester United mampu menjuarai Liga Inggris, namun secara individu Kagawa belum menunjukan kurva menanjak seperti yang ia tunjukan di Dortmund.

Meski kini David Moyes yang memegang kendali kapal United, belum tentu nasib Kagawa akan lebih baik dari musim lalu, sebagai seorang yang sangat mengagumi Kagawa, saya lebih memilih meminjamkan Kagawa atau melegonya sekalian sebelum karir Kagawa seperti Juan Veron atau Jordi Cruyff di Old Trafford, meski jelas saya juga akan menanggung kekecewaan jika hal itu terjadi sebab saya juga fans MU.

Tawaran Klopp untuk memboyong kembali Kagawa ke Westfallen Stadium mungkin adalah obat manjur untuk mengembalikan kebugaran dan visi sepakbola Kagawa, meski sang pemain sendiri mengaku masih ingin membuktikan diri di Inggris.

Seperti yang saya sebutkan diatas, tawaran ini seperti halnya perjudian Yudhistira. Menang judi dan mendapatkan kembali kejayaan dan ketenaran, atau tetap bertahan hingga beradaptasi sempurna dengan sepakbola Inggris yang dikenal keras.

Sotoyopinion saya untuk Kagawa. Bertahan satu musim dan buktikan mampu menjadi otak serangan United, jika gagal silahkan kembali ke Jerman, mengulangi kenangan manis seperti Nuri Sahin.

Happy Birthday Shinji, Hope All Will Be Better Soon, My Idol

*tulisan dari blog lain saya thefootballspy.wordpress.com - 28 Juli 2013
*sengaja saya post ulang memperingati hari ulang tahun idola saya, Shinji Kagawa

David Moyes, Dan Kampanye Fans ( Yang Katanya ) Sejati


Akhir pekan ini, tepat tanggal 16 Maret 2014 sebuah cerita besar terjadi di Old Trafford.


Bukan, bukan tentang aksi heroik Robin Van Persie yang mengobrak-abrik barisan pertahanan Liverpool yang dijaga Martin Skrtel, bukan pula sigapnya Rafael Da Silva mematikan laju Raheem Sterling disisi kanan pertahanan United, ini tentang bagaimana United seperti kembali ke kodratnya sebagai barisan pemain cupu tanpa arah selama 90 menit.


Ya, setelah merebaknya surat terbuka fans untuk sang manajer yang dielu-elukan seisi timeline, kembali Manchester United harus menerima kekalahan memalukan dari Liverpool, klub yang musim lalu masih menjadi bahan bully-an cabe-cabean Manchester United yang tak jarang akun facebooknya bernama “Youdhe ManchunianSelalu Untuk Selamanya”, sudahlah lupakan, mungkin ia mengantuk dan ogah ogahan membaca informasi apa itu arti Manchunian.


Diawal musim siapa fans United yang tak bahagia ketika David Moyes ditunjuk Sir Alex Ferguson untuk menggantikannya menahkodai klub sebesar United ? tak dipungkiri saya pun bahagia dan tak sabar menanti trofi demi trofi bertambah dilemari United Museum.


Sepak terjang Moyes di EPL sudah cukup membuktikan ia manager yang berkualitas, menelurkan banyak bintang seperti Ross Barkley, Maroune Fellaini hingga Leighton Baines, pemain yang sebelumnya sama sekali tak diincar klub klub berduit yang kini antri memburu tanda tangan mereka, kecuali Fellaini yang sudah menjadi pupuk bawang dibarisan lini tengah United.


Satu partai yang meyakinkan diawal musim, kemudian setelahnya ? United bermain seperti Everton Reserve yang sekonyong-konyong dipaksa bermain di Premiership, canggung dan bingung. Setelahnya bisa ditebak, United dipukul berkali-kali hingga bahkan klub medioker macam West Bromwich Albion sanggup mencuri 3 angka di Old Trafford dengan Morgan Amalfitano sebagai provokatornya.


Moyes adalah seorang yang paling santun di Liga Inggris pasca melatih United, baginya tamu adalah raja, dan 3 poin melayang adalah hal biasa, di konferensi pers ? seperti belakangan ini, ia hanya menyalahkan wasit yang tak memberi pinalti, wasit yang memihak klub lawan, dan baru sekali merasa bersalah ketika membuat United tersungkur ketika bersua Olimpiacos.


Jika ada yang patut disalahkan dengan panasnya situasi ruang ganti, buruknya performa dilapangan, dan kurangnya gairah menang United belakangan ini, siapa yang lebih patut disalahkan ? Wayne Rooney yang bertambah gemuk dan mulai berwarna hijau seperti Shrek ? atau Van Persie yang sudah mulai dimakan usia dan encoknya sering kambuh ? Rio Ferdinand yang lebih sering jualan topi daripada bermain bola ? atau mungkin Shinji Kagawa yang kesulitan beradaptasi dan berkompetisi dengan Adnan Januzaj ?


Tentu saja bukan mereka inti permasalahannya, Moyes adalah faktor utama yang seharusnya segera sadar dan angkat kaki sebelum menjadi public enemy fans cerdas yang tak mau ikut dalam kampanye #InMoyesWeTrust yang mungkin sebenarnya dipopulerkan oleh tim fans tim lain macam Chelsea, City, Liverpool, bahkan mungkin Hull City.


Jikapun ada yang berkata “Moyes itu pilihan Sir Alex Ferguson, jika Moyes disalahkan berarti kalian menyalahkan Sir Alex !?”.-- tentu saja Sir Alex pun salah dalam hal ini, memilih manager dengan pertimbangan muda, suka pemain muda, sama-sama berfaham sosialis dan berasal dari Skotlandia, tapi ternyata tak becus mengatur tim sehebat United.


Masihkan ingat ucapan “tak ada pemain yang lebih besar daripada klub itu sendiri” –maka tak ada juga manager yang lebih besar dari klub, klub adalah prioritas utama, manajer atau eks-manager yang berjasa besar membesarkan klub bukan santo yang tak pernah salah.

Semakin hari saya pribadi tak menyukai gaya kepelatihan Moyes.


Dipertandingan melawan Liverpool akhir pekan kemarin, coba saja cermati pergantian pemain yang dilakukan Moyes, jelas jauh dari kata efektif. Tak ada pemain subtitusi yang merubah gaya permainan United, mati gaya, kemudian dibully habis-habisan oleh Stevie G dan Clattenberg. Bahkan Liverpudlian pun sampai mengibarkan banner memalukan "David Moyes is a football genius". Memalukan.




Maka sudahilah sandiwara kalian pura-pura menjadi fans sejati Manchester United dengan hastag #InMoyesWeTrust, sebenarnya kalian ini fans United atau fans David Moyes ?


Fans loyal bukan diukur dari banyaknya hashtag serupa ketika United selesai bertanding, tapi dari berapa uang yang kalian habiskan membeli tiket, jersey dan pernik di Megastore, versi kere-nya ya setidaknya pedulilah dengan nasib tim kalian kedepan, mau terseok-seok dan nir-gelar bertahun-tahun, atau membuat spekulasi baru hingga menemukan sosok ngotot dan haus gelar seperti Sir Alex, bukan manager yang targetnya hanya lolos Liga Champions.


Minggu, 16 Maret 2014

Daripada Mati, Cacat atau Babak Belur, Biarlah Trofi Melayang


Interlude


Mei 2006, sebuah skandal besar dalam sepakbola terungkap, masihkah diingat ?
Calciopoli, menyeret Juventus yang selama ini dikenal sebagai langganan capolista panggung Serie-A bersama Fiorentina, Lazio dan AC Milan harus menerima hukuman pengurangan poin hingga degradasi ke kasta kedua liga Italia.


Sebuah kejadian besar yang mulai merubah persepsi saya tentang sepakbola, sebuah skandal yang menggugah saya dari polosnya pengetahuan tentang sepakbola, sebuah konspirasi yang menghancurkan kepercayaan saya pada gaya permainan sepakbola penuh gairah kemenangan.


Sejak detik itu, pandangan saya pada sepakbola mulai bergeser, yang secara tak sadar menyeret saya semakin mendalami olahraga ini hingga keberbagai aspek didalamnya, sesuatu yang tak mereka tunjukan dipanggung hijau.


Beberapa tahun setelahnya, skandal kembali mengguncang olahraga yang saya cintai ini, medio 2010-2011 kasus suap dan pengaturan skor terungkap mengerogoti jerohan induk sepakbola Indonesia, tokoh utamanya mungkin sudah tak asing...Nurdin Halid.



Seiring waktu saya mendapat kesempatan ikut menjadi salah satu bagian tim yang berkecimpung di satu liga amatir kabupaten. Laga demi laga kami (tim saya) lewati dengan kemenangan gemilang, nyaris sapu bersih dan menggelontorkan banyak gol bukan hal yang biasa bagi kami. Saya merasa tim ini memiliki potensi juara, sekumpulan pemuda yang penuh talenta.


Lolos fase grup kemudian kami menatap 6 besar yang dibagi menjadi 2 grup,  pertandingan pertama difase ini kami lewati dengan hanya meraih poin 1, meski bukan hasil buruk , namun meleset deari target 3 poin adalah hal yang selalu saya sesali dalam sepakbola.


Saya berkata dalam hati, kami harus menang dipertandingan terakhir, akan saya kerahkan semua motivasi agar tim bermain maksimal, 4 poin atau draw dengan selisih gol tak terlalu banyak sebenarnya sudah meluncurkan roket kami ke kasta utama. Final adalah target kami.


Sore harinya saya terkejut mendapatkan informasi dari pengasuh tim, bahwa hasil pertandingan esok hari sudah diatur, dan hasil draw adalah satu-satunya hasil yang maksimal kami dapatkan. Meskipun saya ngotot berkilah bahwa tim siap bertarung habis-habisan toh tak akan merubah pendirian pengasuh.


Keamanan, adalah faktor yang menjadi pertimbangan “calciopoli level semenjana” ini. Suporter atau mungkin lebih pantas saya sebut kumpulan barbar yang menjadi pendukung tim lawan kami adalah kumpulan orang yang sudah kondang dengan kebrutalan mereka, Ultras ? Hooligans ? bukan, saya bahkan sangsi mereka mengerti artian harfiah kata tersebut.

Meski hanya sekelas tarkam, fanatisme sempit mereka membawa mereka pada budaya babarian, seek and destroy. Sebuah cerita singkat yang saya dapatkan dari penjelasan pengasuh tim, mereka bahkan melakukan sweeping identitas dan melakukan aksi keroyokan terhadap pendukung tim lawan tahun lalu saat perjalanan pulang usai pertandingan. Hebatnya, badan liga daerah kami bahkan takut dan lebih memilih mengatur pertandingan.


Saya sejujuranya tak mau babak belur meski dalam hati pun tak mau menerima keputusan menjijikan ini. Sepanjang perjalanan berangkat ke venue pertandingan kata-kata legenda Inggris dan Newcastle United menganggu pikiran saya – “Sepakbola bukan hanya tentang mencetak gol, ini tentang kemenangan”—


Jalannya pertandingan meleset satu gol dari rencana calciopoli level semenjana ini, kami kalah selisih satu gol plus sepanjang pertandingan tak henti-hentinya dihujani botol air minum dan kembang api.


Sampai disini adakah yang sanggup mengambil poin ? Jika belum biarkan saya sedikit menarik kesimpulan pribadi.


Bercermin dari level liga kami, sudah bisa disimpulkan bahwa badan liga negara ini dari hulu hingga hilir sudah akrab dengan yang namanya pengaturan skor. Alasannya ? macam-macam, tinggal pilih yang mana.


Sepakbola sebagai alat politik.


Ini juga tak asing lagi bagi para politikus yang ingin meningkatkan popularitas. Sama seperti halnya pengertian agama bagi beberapa kaum atheis “agama hanya pengumpulan massa”, begitu pun sepakbola. Demokrasi yang dianut negeri ini pun tak jauh beda, yang banyak -- yang menang. Jadi sebenarnya ya sama busuknya.


Sepakbola semakin hari juga tak luput menjadi tunggangan sebagian tokoh untuk naik kasta politik, saya tak kaget ketika suporter lawan yang saya sebutkan diatas chanting satu nama yang kemudian hari saya ketahui mengincar satu kursi dipanggung politik.


Jika dicermati baik-baik. Seharusnya anda mendapat sedikit gambaran tentang liga kita, dimana tim yang memiliki pendukung dengan tingkat kebrutalan level 10 adalah tim-tim yang paling sering mengangkat trofi.


“Daripada mati, cacat atau babak belur, lebih baik trofi melayang” – mungkin itu yang ada dibenak para pengasuh tim di Liga Indonesia.


Maka dari itu, jadilah pendukung tim yang brutal, tak kenal takut, sering menimbulkan kerusuhan masiv, dan chaos sepanjang pertandingan agar tim anda ditakuti badan liga, kemudian juara.


Jika sudah seperti itu, maka tinggal menunggu waktu sampai busuknya otoritas sepakbola kita masuk ke portal berita seantero dunia.


Mau ? mampu ? sanggup seperti itu ? – jadilah pecinta sepakbola yang berfikir.

Rabu, 12 Maret 2014

PSS SLEMAN DAN SEPAKBOLA BERTEMPO CATUR


3 hari yang lalu akhirnya saya bisa menyempatkan diri kembali menghambur ke tribun stadion ini, tempat biasa aku dan beberapa rekanku menyaksikan tim kebanggaan kami berlaga, PSS Sleman.
Beberapa laga sudah saya lewatkan karena kesulitan mencuri waktu ( bolos –red) dari pekerjaan demi menyaksikan PSS berlaga, resiko dari pekerjaan yang tidak berperi-kesepakbolaan.

Laga-laga sebelumnya adalah laga ujicoba yang mau tak mau harus diakui sebagai ujicoba yang membosankan pasca alih kekuasaan Lafran Pribadi – Sartono Anwar, meskipun bertajuk ujicoba tim besar ( dalam pandangan saya ) namun yang tersaji tak lebih baik dari turnamen catur tingkat kecamatan, berjalan lambat dan sangat berhati-hati membangun serangan meski ujungnya pun muspro.

2 laga ujicoba sudah saya lewatkan sebelumnya dan setidaknya ada pemikiran dalam kepala saya seharusnya PSS Sleman-nya Sartono Anwar  sudah memiliki spirit dan skema baru yang akan menghentak dan membuat penonton berdecak kagum dengan agresifitas tim yang katanya bernafsu menembus Super Liga musim depan ini saat menjamu Persisam Putra Samarinda.

Toh, kenyataannya berbalik, sampai saat ini permainan seperti itu masih sebatas angan dari seorang anak laki-laki yang terkadang harus membolos kerja demi mengisi salah satu sudut tribun merah Stadion Maguwoharjo.

Minggu, 9 Maret 2014

Pertandingan ujicoba kembali digelar, Elang Jawa menjamu Persisam, iya itu lho tim yang belakangan disorot media terkait sepak terjang mereka di liga musim lalu dengan Spaso dan Bayu Gatra-nya.

Dan sore itu sepertinya mau tak mau saya harus menerima kembali di PHP, permainan PSS Sleman belum juga menunjukan adanya perubahan, kolektivitas mereka masih dibawah standar, determinasi dan agresifitas mereka belum seperti tim yang benar-benar berniat lolos ISL musim depan, mendekati tim musim lalu pun belum.

Kesalahan mendasar semisal passing, skema monoton “control-long ball-lari-hilang” masih terlampau sering  saya lihat, 20 menit interval pertama ? jangan salahkan jika saya banyak menguap.

Perhatian saya tertuju pada pemain kacangan disisi kiri kubu PSS Sleman. Entah siapa yang merekomendasikan pemain bernomor punggung 12 yang sehari kemudian saya ketahui bernama Ridwan Fakdawer (atau Mozart Imbiri ?), entahlah namun kenyataannya tak lebih baik dari pemain divisi I PSSI cabang Sleman.

Berani benar staff tim tersebut merekomendasikan pemain macam itu, apa dipikir PSS hanya tim lereng gunung yang sama sekali tak memiliki standar kualitas pemain ?

Baru 15 menit pemain tersebut diganti Wahyu Gunawan, salah satu pemain favorit saya.
Kembali ke alur pertandingan, pasca masuknya Cak Gun duet Adelmund dan Waluyo terlihat makin solid, secondline Persisam jelas terlihat kesulitan menembus pertahanan Sleman di interval pertama, meski harus diakui bahwa PSS pun miskin kreatifitas dilini tengah.

Babak pertama selesai bersamaan dengan habisnya batang rokok yang saya bakar.

Interval kedua dimulai, PSS masih juga tak terlihat membuat perubahan skema, double pivot lini tengah PSS jarang sekali membuat key-pass pada Guy Junior, Guy sendiri lebih terlihat seperti Along KW 2 yang terkadang terlalu lama menggoreng bola.

Meski pada akhirnya PSS menang 1-0 lewat gol Guy Junior setelah memanfaatkan screamage didepan gawang Persisam, tapi itu bukan cerminan PSS Sleman sudah layak berada di liga tertinggi negeri ini, masih banyak cacat dalam tim ini, determinasi, kolektifitas, ketajaman striker, komunikasi antar lini masih sangat minim.

Sehari setelahnya saya coba bertanya pada seorang teman yang selalu update urusan soal PSS Sleman, mencari alasan kenapa PSS masih bermain seperti anak hilang, kemudian saya menerima jawaban yang cukup masuk akal.

“Sartono Anwar sampai saat ini masih fokus kepembentukan stamina pemain, jadi dia belum menyentuh bagian taktik dan formasi tim.” – bisa dimaklumi.

Sebagai catatan ringan saja jikalau Sartono Anwar atau staff official membaca tulisan dari seorang fans yang senang mengkritisi suatu hal tanpa data dan fakta yang matang ini-

“Fans datang ke stadion, berteriak lantang, dan begitu semangatnya melagukan chants, sebagian besar dari mereka menginginkan tim mereka bermain atraktif, agresif, dan menang.”

“Sebagian dari mereka ingin sepakbola bertipe hardcore, yang sehari setelahnya para pemain masih bisa merasa nyeri disekujur tubuh mereka, tanda mereka bermain maksimal tanpa kompromi”

“Sebagian kecil dari mereka ingin dikemudian hari PSS Sleman dikenal sebagai tim yang tanpa rasa takut menjemput poin, dikandang ataupun tandang, bukan hanya klub daerah yang tersorot media karena dua sisi tribun yang selalu bising sepanjang pertandingan.”

 
Blogger Templates