Social Icons

Pages

Selasa, 09 Oktober 2012

Surat Kecil Untuk Ambar Triastuti.

Aku malas-malasan menarik tuas gas kuda besiku sewaktu mengantarmu pulang.
Tak pernah menyentuh 50 kilometer perjam melaju.

Sederhana, aku ingin lebih lama membunuh waktu denganmu malam ini.

Aku, tak mau terlalu banyak bicara malam ini, aku khidmat diterpa angin dengan hangat dekapmu dibelakangku daripada membual kesana-kemari hanya untuk meyakinkanmu bahwa aku memang sosok anak Adam yang pantas kau beri porsi.

Berjarak. Meski sementara.

Aku, terlalu terbiasa disampingmu.
Mendapatimu tersenyum kecil dipagi hariku.
Memaksaku bangun setiap aku terlewat lelap.
Dan tak pernah lelah mendengarku berbohong sepanjang siang.

Sepulang perjalanan.
Aku tarik gas-ku sekencang mungkin.
Malam ini Tuhan menasihatiku bahwa aku dan segala muslihatku bellum sebanding untuk menyandingmu.
Pikiranku berlarian kesana-kemari, limbung ditiup angin.
Bagaimana jika aku terlanjur terlalu menyayangmu ? Ah, entahlah...

Pulang, aku hempaskan tubuh dan pikiranku dialas tidurku.
Berharap agar tangan-tangan perkasa Tuhan melukis parasmu untukku malam ini.

Selamat Malam, tak hanya Tuhan yang menyayangmu.

Jogjakarta, 8 Oktober 2012.
 
Blogger Templates