Social Icons

Pages

Minggu, 27 Mei 2012

Aku Itu Trauma Sama Listrik

Begitu kalimat yang ia tulis di BlackBerry Messenger. Sebut saja KPSB yang adalah kakakku sendiri beberapa waktu lalu, saat ia berbenah untuk pindahan rumah.
Harusnya aku yang bilang seperti itu.

Kembali ke masa masih kanak-kanak, saat itu orang tua kami sedang tidak ada dirumah. Hanya ada aku dan kakakku disenja hari, selisih umur kami tidak terlalu jauh, hanya 2-3 tahun mungkin. Dan menjelang maghrib pun lampu dirumah belum menyala karena memang kami tak bisa memencet saklar lampu yang terlalu tinggi untuk kami yang sedang dalam masa ter-unyu.

Sudah menjadi tradisi, atau mungkin nasib. Aku, yang lebih kecil dan pendek ini harus menjadi ‘pondasi’ atau pijakan kakakku disegala aspek kehidupan. Mulai dari uang jajan yang selalu lebih sedikit, jatah nasi yang baru boleh diambil setelah kakakku terlebih dulu mengambil nasi, dan jumlah kelereng yang selalu tak lebih banyak dari kakakku. Ah, jangan-jangan aku anak adopsi.

Hingga matahari hampir tak terlihat rumah masih gelap, rumah-rumah tetangga sudah terang benderang sementara orang tua kami tak kunjung datang. Untung aku memiliki kakak yang punya cara berfikir lebih maju dari aku (dulu), kakakku memintaku untuk menjadi pijakan agar dia bisa meraih saklar lampu, aku yang masih susah membersihkan ingus pun tak bisa menolak karena permintaan yang lebih tua adalah titah yang wajib dijalankan.

Aku jongkok lalu dia naik keatasku mencoba meraih tombol saklar, tak terlihat atau memang kami belum paham listrik, ia mungkin menyentuh kabel telanjang yang berarus dan.....JEGEER ! kami tersengat listrik, aku yang menjadi “alas” tentu merasakan efek kejut yang lebih daripada dia.

Lampu memang akhirnya bisa menyala, tapi kakiku gemetaran hebat, sementara dia terkekeh-kekeh sambil menghiburku “Ora po po dek, getihmu urung entek kok” – (ga apa apa Dik, darahmu belum habis kok).

YAKALI KALO ABIS, GUE KAGA BAKAL SEGEDE SEKARANG !!

Karena masih polos, penurut, rajin menabung dan selalu sabar atau blo’on tanpa batas aku mengangguk-angguk kemudian bertanya:
Resi : lha getihku nandi mas ? - (trus darahku kemana mas ?)
KPSB : diserap kabel listrik, tur nek kabel e tok pedot getihmu tetep raono - (diserap kabel listrik, tapi kalo kabelnya kamu putusin darahmu tetep kaga bakalan ketemu)

ILMIAH SEKALI BEGOOOOOK !!
NAH SEKARANG YANG HARUSNYA BILANG TRAUMA GUEH, BUKAN ELOH BADAAAK !!
 
Blogger Templates